Senin, 10 Maret 2008

Math News – Edisi Oktober 2007

IKAHIMATIKA……sambungan halaman 3
Muhamadiyah Solo dan Universitas Sudirman.
Dalam pertemuan perdana IKAHIMATIKA menghasilkan keputusan bahwa ada koordinator pada setiap wilayah dan unruk wilayah Yogyakarta dikoordinir oleh perwakilan dari UIN yaitu Eko Kurniawan. Agar IKAHIMATIKA tetap eksis maka perlu adanya penyusunan Program Kerja. Agenda I, rencananya UIN Sunan Kalijaga di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaran acara Proker (Program Kerja) yang insya Allah dilaksanakan di bulan Ramadan. Tetapi belum pasti kapan tepatnya Proker akan diselenggarakan. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi BEM PS Matematika UIN Sunan Kalijaga.

rencananya UIN Sunan Kalijaga di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaran acara Proker (Program Kerja) yang insya Allah dilaksanakan di bulan Ramadan. Tetapi belum pasti kapan tepatnya Proker akan diselenggarakan. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi BEM PS Matematika UIN Sunan Kalijaga. (Chandra, Qari, Rais)
Math News – Edisi Oktober 2007
penuturan saudara Eko Kurniawan IKAHIMATIKA terbagi menjadi 4 wilayah yaitu Yogyakarta, Semarang, Solo dan Purwokerto diantaranya Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Universitas Negri Yogyakarta, Universitas Gajah Mada, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sanata Dharma ,Universitas Diponegoro, Universitas Negri Semarang, Universitas Negri Solo, Universitas Muhamadiyah Solo dan Universitas Sudirman.
Dalam pertemuan perdana IKAHIMATIKA menghasilkan keputusan bahwa
Bersambung halaman 6
Dilatarbelakangi adanya keinginan untuk menyatukan anak-anak Matematika dan menjalin silaturahmi maka terbentuklah IKAHIMATIKA yang beranggotakan BEM PS Matematika di universitas se-Yogyakarta dan Jateng. Penyatuan anak-anak Matematika ini diwujudkan melalui pertemuan khusus dari BEM Matematika yang di selenggarakan di Semarang selama tiga hari. BEM PS Matematika UIN Sunan Kalijaga sendiri mendapat undangan acara tersebut yang diwakili oleh Afan (Mat/III) dan Nanang Khuzaini (Pend. Mat/V). Berdasarkan penuturan saudara Eko Kurniawan IKAHIMATIKA terbagi menjadi 4 wilayah yaitu Yogyakarta, Semarang , Solo dan Purwokerto diantaranya Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Universitas Negri Yogyakarta, Universitas Gajah Mada, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sanata Dharma ,Universitas Diponegoro, UNES, UNS, UMS dan UNSUD.
Dalam pertemuan perdana IKAHIMATIKA menghasilkan keputusan bahwa ada koordinator pada setiap wilayah dan unruk wilayah Yogyakarta dikoordinir oleh perwakilan dari UIN yaitu Eko Kurniawan. Agar IKAHIMATIKA tetap eksis maka perlu adanya penyusunan Program Kerja. Agenda I, rencananya UIN Sunan Kalijaga di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaran acara Proker (Program Kerja) yang insya Allah dilaksanakan di bulan Ramadan. Tetapi belum pasti kapan tepatnya Proker akan diselenggarakan. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi BEM PS Matematika UIN Sunan Kalijaga.


kenyataannya kini di tempati moleh 10 program studi. Kemungkinan untuk menambah ruang kelas di Fakultas Saintek sangat kecil dan bahkan sampai saat ini tidak ada rencana untuk penambahan tersebut. Hal itu dikarenakan pembangunan Saintek ini terikat kontarak dengan IDB (Independent Development Bank), sebelum masa kontrak tersebut habis maka status bangunan Saintek masih tetap milik IDB sehingga pihak kampus tidak mempunyai wewenag apapun untuk merupah desain bangunan. Penuturan tersebut di jelaskan langsung oleh Arya Wirabuwana selaku penjamin Mutu Fakultas Saintek. Untuk mengantisipasi kekurangan ruang ini sudah disiapkan beberapa alternatif diantaranya meminjam ruangan dari fakultas lain, atau menggunakan ruang cadangan. Penggunaan ruangan cadangan ini adalah alternatif terakhir karena terbentur pada masalah keterbatasan prasarana yang sampai saat ini masih belum lengkap.
Selain itu ada masalah lain yang juga berkaitan dengan Reposisi Tadris yaitu masalah Badan Eksekutif Masasiswa Jurusan (BEM-J). Status BEM-J sekarang ini masih simpang siur. Banyak sekali pertanyaan apakah BEM-J dari Tadris akan dilebur dengan BEM-J yang telah terbentuk di Saintek? Ataukah keduanya akan dibiarkan berkembang bersamaan tanpa adanya penggabungan?
Setelah hal ini dikonfirmasikan kepada Dra. Khurul Wardati, beliau mengutarakan bahwa rencana kedepan memang kedua BEM-J itu akan digabungkan walaupun penggabungan itu bukanlah rencana jangka pendek. Penggabungan itu diharapkan akan membentuk suatu kebersamaan yang harmonis. Dengan digabungnya kedua BEM-J itu diharapkan dari kedua belah pihak dapat saling melengkapi. Intinya adalah kebersamaan, tutur dosen yang akrab disapa Bu Khurul ini. (Intan, Mimin)
umum sehingga dibuka Fakultas Sosial dan Humaniora (Soshum) dan Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek). Ternyata SK untuk Saintek dan Soshum tersebut diturunkan oleh Departeman Pendidikan Nasional (Diknas) bukan oleh Depag. Pada tanggal 16 November ada rekomendasi dari Diknas mengenai SK untuk Pendidikan Matematika. April 2007 akhirnya SK Pendidikan Matematika disyahkan. Sedangkan untuk reposisinya, berdasarkan penuturan Dra. Khurul Wardani, merupakan wewenang dari Rektor.
Reposisi ini bukan hanya reposisi nama akan tetapi reposisi sistem/program yang ada didalamnya. Begitu banyak masalah yang timbul sebagai dampak dari perubahan ini mulai dari masalah penjadwalan mata kuliah yang bentrok, masalah kurangnya ruang kelas dan banyak sekali masalah-masalah lain.
Walaupun sangat banyak masalah yang timbul namun menurut Dra. Khurul Wardati sendiri, hal itu adalah suatu hal yang wajar karena semuanya ini adalah merupakan proses untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Salah satu masalah yang cukup menyedot perhatian adalah dibatasinya jumlah mahasiswa yang boleh mengambil mata kuliah ‘lintas angkatan’. Setelah ditelusuri ternyata pembatasan ini hanya dilakukan untuk menetralisir keadaan saat ini. Pembatasa ini dilakukan karena data mahasiswa belum semuanya tersusun rapi terkait dengan adanya penggantian program dari SIA ke SIFA. Namun setelah semua masalah perpindahan selesai, pembatasan ini akan ditiadakan, tutur Dra. Khurul Wardati.
Masalah yang juga tak kalah menarik untuk diperbincangkan adalah terbatasnya ruang kelas di Fakultas Saintek. Hal itu terjadi karena awalnya gedung Fakultas Saintek dirancang hanya untuk 6 program studi namun ternyata pada kenyataannya kini di tempati moleh 10 program studi. Kemungkinan untuk menambah ruang kelas di Fakultas Saintek sangat kecil dan bahkan sampai saat ini tidak ada rencana untuk penambahan tersebut. Hal itu dikarenakan pembangunan Saintek ini terikat kontarak dengan IDB, sebelum masa kontrak tersebut habis maka status bangunan Saintek masih tetap milik IDB sehingga pihak kampus tidak mempunyai wewenag apapun untuk merupah desain bangunan. Penuturan tersebut di jelaskan langsung oleh Arya??????? selaku penjamin Mutu Fakultas Saintek. Untuk mengantisipasi kekurangan ruang ini sudah disiapkan beberapa alternatif diantaranya meminjam ruangan dari fakultas lain, atau menggunakan ruang cadangan. Penggunaan ruangan cadangan ini adalah alternatif terakhir karena terbentur pada masalah keterbatasan prasarana yang sampai saat ini masih belum lengkap.
Selain itu ada masalah lain yang juga berkaitan dengan Reposisi Tadris yaitu masalah Badan Eksekutif Masasiswa Jurusan (BEM-J). Status BEM-J sekarang ini masih simpang siur. Banyak sekali pertanyaan apakah BEM-J dari Tadris akan dilebur dengan BEM-J yang telah terbentuk di Saintek? Ataukah keduanya akan dibiarkan berkembang bersamaan tanpa adanya penggabungan?
Setelah hal ini dikonfirmasikan kepada Dra. Khurul Wardati, beliau mengutarakan bahwa rencana kedepan memang kedua BEM-J itu akan digabungkan walaupun penggabungan itu bukanlah rencana jangka pendek. Penggabungan itu diharapkan akan membentuk suatu kebersamaan yang harmonis. Dengan digabungnya kedua BEM-J itu diharapkan dari kedua belah pihak dapat saling melengkapi. Intinya adalah kebersamaan, tutur dosen yang akrab disapa Bu Khurul ini.


harusnya mampu membawa diri ataupun mengembangkan diri sesuai dengan apa yang direncanakan. Selain itu sebagai manusia harusnya mampu hidup berbagi karena sebagai makhluk social kita tidak mungkin hidup sendiri. Disinilah pemaknaan puasa baru terasa ketika kita mampu merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu ( anak yatim piatu, anak jalanan, pengemis dll) yaitu merasakan hidup serba kekurangan.
Adapula sebagian orang yang beranggapan bahwa puasa bukan hanya sekedar rutinitas formal tahunan yang bersifat temporal semata akan tetapi sebagai ajang berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan kemenangan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Ini juga salah satu cara pemaknaan terhadap puasa. Pada hakekatnya puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus tetapi pemaknaannya lebih dalam dari semua itu. Dengan memahami sisi fundamental dari kehidupan manusia, ternyata puasa memperkenalkan strategi yang lebih baik guna menjawab problematika kehidupan modern yaitu kehidupan yang lebih teratur dan lebih berarti.
*Penulis adalah mahasiswa
Pendidikan Matematika semester V















Ritual atau ibadah dalam setiap agama lebih menampakkan wajah dogmatis ketimbang rasionalitasnya. Misalnya ibadah puasa cenderung terlihat hanya sekadar bagian dari sikap tunduk seorang manusia kepada yang gaib yaitu Allah SWT. Sedangkan bagi seorang rasionalis sejati, hal ini tentu merupakan tindakan yang diangap sia-sia atau tidak bermakna. Asumsi yang demikian itu merupakan bagian dari perkembangan pemikiran di era modern yang selalu mengalami perubahan. Dalam kaidah hukum Islam (ushul fikih) disebutkan bahwa ibadah adalah cara manusia menghadap Tuhannya. Dan ibadah ini dapat diwujudkan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan berpuasa.
Berbicara tentang puasa, sudah seharusnya asosiasi pemikiran kita tidak hanya membayangkan orang-orang yang "kelaparan dan kehausan" serta mengisi perutnya dengan makanan yang tersedia sewaktu berbuka, tetapi yang lebih essensial dari itu adalah bahwa kita berbicara mengenai manusia dengan segala problematikanya yang berhubungan dengan how to make man as human being, remaking man himself as human being, menjadikan manusia sebagai manusia, yaitu menganggap bahwa sejatinya manusia adalah manusia dan harus mendapatkan perlakuan secara manusiawi pula. Manusia dengan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki harusnya mampu membawa diri ataupun mengembangkan diri sesuai dengan apa yang direncanakan. Selain itu sebagai manusia harusnya mampu hidup berbagi karena sebagai makhluk social kita tidak mungkin hidup sendiri. Disinilah pemaknaan puasa baru terasa ketika kita mampu merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu ( anak yatim piatu, anak jalanan, pengemis dll) yaitu merasakan hidup serba kekurangan.
Adapula sebagian orang yang beranggapan bahwa puasa bukan hanya sekedar rutinitas formal tahunan yang bersifat temporal semata akan tetapi sebagai ajang berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mendapatkan kemenangan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Ini juga salah satu cara pemaknaan terhadap puasa. Pada hakekatnya puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus tetapi pemaknaannya lebih dalam dari semua itu. Dengan memahami sisi fundamental dari kehidupan manusia, ternyata puasa memperkenalkan strategi yang lebih baik guna menjawab problematika kehidupan modern yaitu kehidupan yang lebih teratur dan lebih berarti.



















REPOSISI…sambungan halaman 1

Tidak ada komentar: