Senin, 10 Maret 2008

DIALOG TERBUKA REPOSISI TADRIS
Sore itu ( 9/10) Jurusan Tadris menggelar acara dialog terbuka tentang reposisi tadris. Acara tersebut dihadiri keempat KAPRODI yang bernaung di bawah Jurusan Tadris. Mereka itu Dra. Khurul Wardati, M. Si ( KAPRODI Matematika), Murtono, M. Si (KAPRODI Fisika), Arifah (KAPRODI Biologi), dan Khamidinal (KAPRODI Kimia).
Acara yang dilanjutkan buka bersama itu dipandu oleh Dwi Sulistyantoko, Ketua BEM PS Matematika. Dalam acara tersebut, Khurul Wardati dan Arifah terlihat mendominasi pembicaraan. Khurul bercerita tentang perjalanan tadris dari awal kemunculannya hingga perkembangan reposisi. Menurutnya, jurusan tadris sebenarnya sudah ada sejak tahun 80an. Kurangnya peminat dan ketidakjelasan epistemologi keilmuan yang dibangun akhirnya menjadikan tadris gulung tikar dan ditutup sebelum tahun 1990 M.
UIN Sunan Kalijaga yang waktu itu bernama IAIN sunan Kalijaga membuka kembali jurusan Tadris pada tahun 1998 dengan paradigma baru dan Surat Ijin Operasi yang baru pula. Jurusan ini lah yang akhirnya menjadi proto tipe konversi IAIN ke UIN. Sehingga, tanpa adanya jurusan tadris, IAIN belum bisa berubah menjadi UIN.
Dalam acara itu, diterangkan tentang alasan kepindahan tadris dari Fakultas Tarbiyah ke Fakultas Sain dan Teknologi. Selain untuk efisiensi operasinal terutama penggunaan laboratorium, kepindahan tersebut memiliki alasan yang rasional. Jika tadris masih bernaung di fakultas tarbiyah, gelar kesarjanaan bagi mahasiswa tadris hanya akan diakui oleh pihak Departemen Agama. Tetapi, jika tadris singgah di fakultas Sain dan Teknologi, gelar kesarjanaan mahasiswanya diakui oleh Departemen Pedidikan Nasional dan Departemen Agama.
Beratnya perjuangan memindahkan jurusan dirasakan oleh semua tim yang menangani kepindahannya, terutama Kuhur Wardati. Dalam kesempatan sore itu, Wardati menuturkan keluh kesalnya dalam menghadapi tim assessment. Ia merasakan seperti ujian thesis saat menghadap tim itu. Pasalnya, ia harus membawa banyak buku dan ditanya menegenai bayak hal tentang kepindahan tersebut.
Sedangkan Murtono baru mulai bicara setelah buka puasa tiba. Darinya tidak banyak kata-kata yang keluar. Ia hanya memberikan harapan tentang aadanya perubahan yang lebih baik setelah pindahnya tadris ke Fakultas Sain dan Teknologi.
Adapun Kamidinal, dosen yang sering dipanggil Didin, menjembatani komunikasi antara semua KAPRODI dan puluhan mahasiswa yang hadir. Ia tampak menghinghibur mahasiswa yang sedang menahan lapar dengan gerak-gerik dan ucapannya yang lucu.
Acara yang diadakan di ruang treatrikal gedung tarbiyah itu, diakhiri dengan buka puasa bersama. Dalam kesempatan itu, mahasiswa tadris memberikan dukungannya atas pindahnya Tadris dari fakultas tarbiyah ke fakultas Sain dan Teknologi.

Tidak ada komentar: